Berikut adalah pengertian gerabah dan contoh karya seni gerabah. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gerabah adalah alat alat dapur (untuk masak memasak dan sebagainya) yang dibuat dari tanah liat yang kemudian dibakar (misalnya kendi, belanga). Bahan dasar untuk membuat gerabah adalah tanah liat.
Awalnya pembuatan gerabah untuk memenuhi kebutuhan alat alat dapur. Lalu, perkembangan seni kerajinan gerabah meluas dan menghasilkan beraneka macam benda. Dikutip dari , kerajinan gerabah di Indonesia sudah dikenal sejak zaman Neolitikum (zaman prasejarah atau zaman batu baru) sekitar 3000–1100 SM.
Gerabah juga dikenal dengan istilah tembikar atau keramik. Teknik pembuatan gerabah pada saat itu sangat terbatas dan sederhana. Proses akhir dari pembuatan gerabah adalah pembakaran suhu rendah menggunakan jerami atau sabut kelapa.
Kendi, berfungsi sebagai tempat menyimpan air minum. Periuk, berfungsi sebagai alat untuk memasak nasi. Belanga, berfungsi sebagai alat untuk memasak sayur.
Tempayan, berfungsi sebagai alat untuk menyimpan beras atau air. Anglo, berfungsi sebagai alat untuk memasak (serupa dengan kompor). Celengan, berfungsi sebagai tempat menyimpan uang.
Di Jawa, tempat yang terkenal dengan pembuatan gerabah adalah Kasongan, Yogyakarta. Perajin Kasongan dahulu hanya membuat barang barang rumah tangga, seperti anglo, cobek, atau kendi. Namun, pada 1970 an, Bapak Sapto Hudoyo, seorang seniman Yogyakarta mendidik perajin di sana.
Mereka diajari cara membuat karya seni dari tanah liat. Sejak saat itu, seni gerabah semakin bermunculan. Para perajin membuat kendi yang lebih unik.
Mereka juga membuat vas yang dilengkapi aneka hiasan. Semakin hari, pengetahuan dan keahlian perajin makin berkembang. Hasilnya, Gerabah Kasongan menjadi terkenal dan banyak dicari.
Di Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat ada sebuah daerah yang terkenal dengan seni pembuatan gerabah, yaitu di Banyumulek. Ada satu karya unik dari seni kerajinan gerabah dari Banyumulek ini, yaitu “kendi maling”. Umumnya, kendi (wadah air) mempunyai lubang di bagian atas untuk mengisi air.
Namun, kendi dari Banyumulek ini mempunyai lubang untuk mengisi air pada bagian bawah. Konon, pada zaman dahulu, kendi ini dibuat untuk raja sebagai pengaman supaya “maling” yang berniat meracuni raja kebingungan mencari lubang di bagian atas kendi. Masyarakat Pulau Ouw di Maluku Tengah juga membuat gerabah yang disebut sempeh.
Mereka kebanyakan membuat sempeh untuk keperluan rumah tangga. Ada sempeh yang digunakan sebagai kompor, tempat memasak makanan, dan membuat obat obatan tradisional. Ada pula sempeh yang digunakan sebagai wadah suguhan dan berfungsi seperti piring.
Di Papua, saat ini tradisi pembuatan gerabah ditemukan di pesisir utara Papua, tepatnya di Kampung Abar. Kampung Abar adalah salah satu kampung di Danau Sentani, Kabupaten Jayapura. Umumnya, pembuatan gerabah di Kampung Abar dilakukan wanita.
Konsumen gerabah dari Kampung Abar adalah para wisatawan yang datang ke Danau Sentani. Bagi para wisatawan, gerabah Papua itu menarik karena dibuat dengan tangan kosong tanpa mengandalkan teknologi alat pemutar. Bentuknya yang tidak halus dengan motif motif khas Sentani juga merupakan daya tarik gerabah Papua.
Berikut adalah teknik pembuatan gerabah, dikutip dari : Teknik pijat adalah membuat bentuk dengan mengunakan tangan secara langsung dengan dipijat pijat atau ditekan tekan sesuai bentuk yang diinginkan. Teknik pijat memungkinkan hasil tanah liat menjadi lebih padat dan lebih tahan lama tidak mudah mengelupas.
Teknik pilin (coilling) adalah membuat tanah liat dipilin pilin atau dipelintir atau dibentuk menyerupai cacing panjang dengan ukuran sama atau disesuaikan dengan kebutuhan. Lalu, hasil pilinan tersebut disusun secara melingkar sesuai bentuk yang diinginkan. Teknik lempeng atau slab merupakan teknik yang membuat kreasi tanah liat dengan terlebih dahulu dibuat menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama.
Biasanya berbentuk kubistis atau kotak dengan permukaan yang rata dari hasil menggunakan roll atau kayu penggilas. Selanjutnya hasil lempengan tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Kusumawati, Heny dkk. 2017. Tema 7 Indahnya Keragaman di Negeriku Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Siswa SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.